Madu di Masa COVID-19

Dunia Dalam Masa COVID-19 prihatin memang, Kita harus hati2 dalam di bermasyarakat, tapi jangan takut coba perbanyak MINUM MADU karena dalam MADU banyak Obat yang dapat menyembuhkan segala sakit.

Masing-masing orang memiliki respons yang berbeda terhadap COVID-19. Sebagian besar orang yang terpapar virus ini akan mengalami gejala ringan hingga sedang, dan akan pulih tanpa perlu dirawat di rumah sakit.

Gejala yang paling umum: Demam, batuk,kelelahan,kehilangan rasa atau bau, Gejala yang sedikit tidak umum: sakit tenggorokan, sakit kepala, sakit dan nyeri, diare, ruam pada kulit, atau perubahan warna pada jari tangan atau jari kaki, mata merah atau iritasi.

Cobalah Madu, sebuta saja Madu Al khaf, dihasilkan dari berbagai bunga hutan liar Indonesia, dengan pengalaman di bidang lebah lebih dari 20 tahun dan didukung oleh para ahli menghasilkan madu kualitas super sesuai standar Internasional yang dikeluarkan oleh Codex Alimentarius Standard.

Beberapa parameter mutu dari madu antara lain adalah kadar air, kontaminan, kadar gula, kadar senyawa tak larut air, kadar abu, tingkat keasaman (pH), aktivitas diastase, kadar hidroksimetilfurfural (HMF), dan konduktivitas listrik.

Secara umum, madu yang baik adalah madu yang kadar airnya kurang dari 21%, memiliki aktivitas diastase diatas 3 dan kandungan HMF dibawah 40 mg/kg dan Madu Murni Al Khaf terbukti memiliki klasifikasi sesuai standar Internasional yang disyaratkan.

Madu Al Khaf memiliki aktivitas antimikroba yang bisa menghambat pertumbuhan mikrob yang disebabkan oleh kandungan air yang rendah. Selain itu, dapat digunakan untuk menyembuhkan tukak peptik/penyakit maag yang disebabkan oleh infeksi Helicobacter pylori.

Madu Al Khaf juga memiliki aktivitas antivirus yang apat penyembuhan penyakit artritis, penyembuhan infeksi saluran kemih, penurunan kadar kolesterol, pengobatan influenza dan kanker.

Madu Al khaf Tidak ada Kadarluasanya

Jika madu murni anda berkualitas sangat baik tapi cara penyimpanannya salah, madu tersebut bisa kehilangan sifat anti mikrobanya dan kemudian basi. Sebenarnya, madu dalam bentuk paling murni dan alami tanpa tambahan gula ataupun bahanlainnya tidak bisa basi.

Madu murni sangat tinggi gula. Bahkan, 80% kandungan madu terdiri dari gula alami. Tingginya gula ini menghambat pertumbuhan berbagai jenis mikroba, seperti bakteri dan jamur. Selain itu, kandungan air dalam madu sangat sedikit yang membuat teksturnya sangat kental.

Kekentalan ini membuat gula tidak dapat terfermentasi dan oksigen pun tidak mudah larut ke dalamnya. Karena itu, mikroba penyebab makanan busuk tidak dapat tumbuh apalagi berkembang biak. Madu juga memiliki rata-rata kadar pH 3.9 yang menandakan bahwa cairan manis ini bersifat asam.

Bakteri penyebab kontaminasi makanan tertentu seperti C. diphtheriae, E.coli, Streptococcus, dan Salmonella, tidak dapat tumbuh di lingkungan yang asam. Sifat asam inilah yang membuat madu bisa bertahan dalam waktu yang sangat lama. Madu murni juga memiliki enzim khusus bernama glukosa oksidase yang bekerja menekan pertumbuhan bakteri.

Enzim tersebut terkandung secara alami dalam liur lebah yang kemudian dilarutkan ke dalam nektar (sari tanaman) selama masa produksi madu. Saat madu sudah matang, proses kimia yang mengubah gula menjadi asam glukonat akan menghasilkan senyawa yang disebut dengan hidrogen peroksida.

Senyawa ini memberikan madu sifat antibakteri dan antimikroba lainnya seperti polifenol dan flavonoid sehingga membantu mencegah pertumbuhan mikroorganisme penyebab makanan basi. Untuk itu cara menyimpan madu agar tahan lama adalah disegel dengan baik dan disimpan dengan baik dalam temperatur ruangan, barulah tidak akan basi.

Scroll to Top