Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan sariawan terjadi, termasuk kebiasaan sehari-hari seperti menyikat gigi terlalu keras, mengonsumsi makanan pemicu sariawan, serta tidak menjaga kebersihan mulut. Kondisi ini juga bisa terjadi karena infeksi jamur serta kurang asupan vitamin C dan air putih..
Meski cenderung tidak berbahaya, namun sariawan bisa menimbulkan rasa sakit dan tidak nyaman di mulut dan gusi. Luka yang muncul saat sariawan biasanya akan sembuh dengan sendirinya setelah beberapa saat, tetapi tetap bisa mengganggu karena menyebabkan pengidapnya kesulitan membuka mulut, susah mengunyah dan menelan makanan, serta sulit berbicara.
Sariawan dapat disebabkan oleh salah satu atau kombinasi dari beberapa kondisi berikut:
- Cedera
Sariawan dapat disebabkan oleh cedera pada bibir dan mulut. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya cedera tersebut adalah:- Menggunakan gigi palsu atau kawat gigi yang tidak pas
- Menyikat gigi yang terlalu keras
- Memiliki kebiasaan menggigit mulut, lidah, atau bibir
- Mengunyah makanan yang keras ataupun bersuhu terlalu panas
- Memakai pasta gigi yang mengandung sodium laureth sulfate (SLS)
- Memiliki gangguan pada struktur gigi, misalnya memiliki gigi yang tajam
- Infeksi
Selain disebabkan oleh cedera, sariawan di mulut juga bisa disebabkan oleh penyakit infeksi, seperti:- Infeksi virus, seperti flu Singapura (hand-foot-and-mouth disease)
- Infeksi jamur, seperti candidiasis oral
- Infeksi bakteri, seperti infeksi Helicobacter pylori
- Penyakit Autoimun
Sariawan juga dapat muncul saat seseorang mengalami penyakit autoimun, seperti lupus, lichen planus, penyakit Bechet, dan pemfigus vulgaris. - Kondisi Medis Lain
Selain kondisi di atas, sariawan juga dapat terjadi akibat hal-hal berikut:- Iritasi akibat mengonsumsi makanan yang terlalu pedas
- Perubahan hormon, misalnya saat menstruasi atau hamil
- Efek samping pengobatan, contohnya kemoterapi, radioterapi, obat antibiotik, obat kortikosteroid, dan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID)
- Kekurangan nutrisi tertentu, seperti vitamin B1, B2, B6, B12, zat besi, dan zinc
- Stres yang tidak terkelola dengan baik sehingga mengabaikan perawatan dan kebersihan diri, termasuk kebersihan gigi dan mulut
Oleh karena itu, beberapa orang akan melakukan pengobatan untuk mengatasi sariawan, salah satunya dengan madu. Mengoleskan madu pada luka atau mengonsumsinya langsung bisa menjadi penawar luka.
Sebab, madu asli memiliki sifat antibakteri untuk mengobati sariawan, madu terbukti efektif dalam mengurangi rasa nyeri yang timbul, ukuran, kemerahan, serta mencegah terjadinya infeksi sekunder.
Madu juga bisa menjaga kelembapan area mulut, sehingga sariawan tidak semakin buruk. Bahkan sebuah penelitian membandingkan sariawan yang berulang.
Menurut penelitian terbaru dalam jurnal Quintessence International, madu memiliki efek yang sama aman dan efektifnya dengan salep kortikosteroid yang biasa digunakan untuk sariawan.
Dalam studi dari Arab Saudi ini, para peneliti membagi 94 subjek dengan 180 sariawan secara acak menjadi tiga grup. Satu grup diberikan madu untuk pengobatan, dan dua grup lainnya diberi salep kortikosteroid atau pasta pelindung.
Semua partisipan diminta untuk mengusapkan kapas basah pada lepuhan mereka, kemudian mengoleskan obat yang diberikan, setiap selesai makan selama delapan hari, atau menghentikan penggunaannya saat sariawan benar-benar sembuh.
Mereka juga diminta untuk mencatat tingkat rasa sakit dan reaksi lainnya. Di saat bersamaan, para peneliti juga mengevaluasi ukuran dan inflamasi sariawan mereka.
Hasilnya: para penderita sariawan yang mengobatinya dengan madu memiliki hari perih yang lebih sedikit (hanya satu hari, alih-alih 3-5 hari), dan pengurangan ukuran dan inflamasi yang lebih cepat dibanding dua obat lainnya.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan, madu memiliki sifat anti-inflamasi dan analgesik, yang adalah alasan kenapa para peneliti mencoba menggunakannya untuk menyembuhkan sariawan.Tentu saja madu murni dan asli yang manjur untuk dalam pengobatan sariawan ini seperti madu al khaf.