Dalam era pandemi, penjualan madu di Indonesia mengalami kenaikan tajam karena dipercaya sebagai salah satu produk terbaik untuk menjaga daya tahan tubuh kita sehingga dapat melindungi kita dari virus. Madu juga digadang-gadang memiliki manfaat untuk menangkal infeksi bakteri. Bahkan ada yang menyebut bahwa madu bisa dijadikan alternatif pencegahan virus corona (Covid-19), flu, pilek dan radang tenggorokan
Berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan di Nagasaki University, Jepang, madu rupanya mengandung hidrogen peroksida, yang bekerja sebagai antibiotik alami. Madu juga mengandung senyawa Methylglyoxal (MG) atau senyawa antibiotik hebat yang berguna sebagai anti-inflamasi, dan cepat menyembuhkan rasa sakit. Tercatat, madu murni dapat mengobati banyak penyakit, seperti alergi, pilek dan flus, radang gusi, dan sebagainya. Antibakteri ini dinilai ampuh menghambat replikasi virus influenza yang kuat.
Madu juga membantu membuat gejala yang kurang parah (seperti hidung tersumbat, batuk, sakit tenggorokan, demam/menggigil, sakit, kelelahan dan mempersingkat waktu pemulihan hingga 1-2 hari. Madu terdiri dari air (17 persen) dan sisanya adalah dua tipe gula fruktosa dan glukosa, keduanya juga menarik air.
Sebagai larutan yang sangat jenuh, madu tidak mudah larut dalam suhu ruangan sehingga teksturnya sangat kental. Ketika bakteri atau jamur masuk ke tubuh, madu akan bekerja untuk menarik air keluar dari zat asing itu sehingga bakteri atau jamur menjadi tidak berdaya.
Selain itu, madu diketahui sebagai salah satu antibiotik alami tertua dan pelindung yang digunakan oleh bangsa Mesir. Madu mengandung hidrogen peroksida serta kadar gula alami tinggi, yang dapat memberikan energi dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Dilansir dari Science Daily, sebuah penelitian tahun 2010 yang diterbitkan dalam FASEB Journal melaporkan tentang khasiat madu sebagai antibiotik alami. Para penelitinya mengungkap bahwa protein defensin-1 yang ditambahkan oleh lebah ke dalam madu dapat digunakan untuk mengobati luka bakar, infeksi kulit, dan mengatasi permasalahan resistensi antibiotic.
Madu juga tidak mengandung cukup air sehingga bakteri tidak bisa hidup. Gula bukan satu-satunya kandungan yang membuat madu menjadi pelawan bakteri ampuh. Lebah menambahkan glukosa oksidasi sehingga madu menjadi sangat asam dan tidak mungkin bakteri berkembang di dalamnya. Ketika glukosa oksidasi itu dipecah, akan berubah menjadi hidrogen peroksida yang mampu menghancurkan dinding sel bakteri.
Madu juga mengandung protein yang disebut bee defensin-1, bagian dari sistem imun lebah yang didesain untuk melindungi mereka melawan bakteri, terutama yang menyebabkan penyakit. Penelitian juga menunjukkan protein ini merupakan antibakteri yang kuat. Walau madu memiliki khasiat sebagai antibakteri, tetapi bayi berumur kurang dari satu tahun sebaiknya tidak diberikan madu karena sekitar 10 persen dari madu yang diteliti mengandung spora botulinum di dalamnya.
Bakteri clostridium botulinum adalah satu-satunya bakteri yang bisa bertahan melawan antibakteri madu. Ini karena bakteri ini sudah kering sehingga madu tidak bisa menghancurkannya dengan cara menarik sumber airnya. Daya tahan tubuh bayi yang belum sempurna menjadikannya beresiko mengalami infeksi jika mengonsumsi madu yang ternyata mengandung spora botulinum.
Satu dari lima cara paling efektif untuk mencegah penularan virus corona adalah dengan konsumsi makanan atau minuman yang bisa meningkatkan daya tahan tubuh kita seperti madu.
Madu murni Al Khaf, madu murni asli alami mengandung segudang kebaikan untuk tubuh. Kami ingin mengajak masyarakat untuk rutin mengkonsumsi madu Al Khaf dari sekarang. Karena investasi kesehatan merupakan investasi kehidupan.